RSI bisa ditambahkan pada grafik, dan tampilannya akan seperti ini:
RSI adalah garis merah yang berada di bawah grafik (ingat, warna bisa dimodifikasi sesuai selera). Kita lihat bahwa RSI selalu bergerak bolak-balik di antara level 70 dan 30 (garis putus-putus horizontal). Area di atas 70 itulah yang disebut area overbought, sedangkan di bawah 30 disebut area oversold.
Sinyal sell ditandai dengan garis RSI telah berada di area overbought dan berbelok ke bawah. Sebaliknya, sinyal buy ditandai bila RSI telah berada di area oversold dan berbelok ke atas.
Cara Menggunakan RSI
RSI dapat digunakan seperti stokastik. Kita dapat menggunakannya untuk memilih potensi Top dan Bottom tergantung pada apakah pasar adalah overbought atau oversold.
Di bawah ini adalah bagan 4-jam EUR / USD.
EUR / USD telah turun dan jatuh sekitar 400 pips selama dua minggu.
Pada tanggal 7, sudah diperdagangkan di bawah 1,2000 . Namun, RSI turun di bawah 30, menandakan bahwa tidak mungkin ada penjual yang tersisa di pasar. Harga kemudian dibalik dan berjalan kembali selama beberapa minggu.
Menentukan Trend menggunakan RSI
RSI adalah alat yang sangat populer karena juga dapat digunakan untuk mengkonfirmasi formasi tren. Jika Anda berpikir tren terbentuk, lihatlah RSI dan lihatlah apakah berada di atas atau di bawah 50.
Jika anda melihat sebuah uptrend memungkinkan, maka pastikan RSI berada di atas 50. Jika Anda melihat sebuah kecenderungan untuk menurun, maka pastikan RSI berada di bawah 50.
Pada awal grafik di atas, kita dapat melihat bahwa uptrend mungkin akan terbentuk. Untuk menghindari sinyal palsu, kita bisa menunggu RSI untuk menyeberang di atas 50 untuk mengkonfirmasi tren. Ketika RSI melewati di atas 50, itu adalah konfirmasi yang baik bahwa uptrend telah benar-benar terbentuk.
Kelemahan RSI adalah hanya bisa memberikan sinyal yang bagus apabila pasar berada dalam kondisi sideway. Untuk menutupi kekurangan ini pada saat pasar dalam keadaan trending (uptrend atau downtrend), salah satu caranya kita bisa menggunakan kombinasi MA dengan RSI. Strateginya, saat MA telah terlihat menjadi support/resistance, barulah kita mencari sinyal buy atau sell yang kita kombinasikan dengan RSI.
Mari kita lihat gambar berikut:
Pada gambar terlihat dua MA yang membentuk area resistance. Area yang berada di antara MA 50 dan MA 200 itulah yang dimaksud dengan “area resistance”. Ketika harga ‘masuk’ ke area resistance, dan kita melihat RSI memberikan sinyal sell, maka saat itulah kita bisa melakukan sell.
0 comments:
Post a Comment