-->
Free backlink
<a href="http://www.mt5.com/id/">Portal Forex</a>

Saturday, March 3, 2012

Stochastic Oscillator

Stochastic Oscillator merupakan alat analisis ciptaan George C Lane pada akhir 50-an. Seperti namanya, nilai kisaran pada indikator ini adalah 0-100 (oscillator). Stochastic Oscillator digunakan untuk menunjukkan posisi closing relatif terhadap range transaksi dalam suatu periode tertentu. Pada dasarnya indikator ini dipakai untuk mengukur kekuatan relatif harga terakhir terhadap selang harga tertinggi dan terendahnya selama selang periode yang kita inginkan.

Indikator teknik Stochastic Oscillator membandingkan harga penutupan saat ini dengan jangkauan harga selama periode tertentu. Indikator ditunjukkan dengan dua garis. Garis utama disebut %K. Garis kedua, disebut %D, yang merupakan rata-rata pergerakkan %K. Garis %K biasanya ditunjukkan sebagai garis rendah dan garis %D biasanya ditunjukakn sebagai grafik putus-putus. Inti dari indikator ini adalah %K itu sendiri sedangkan %D adalah SMA dari %K. Bisa dikatakan bahwa %D adalah sebagai garis pengidentifikasian arah %K.

Jika kita lihat dari range Stochastic Oscillator yaitu 0-100, dapat dikatakan bahwa sebenarnya indikator ini tidaklah berbeda dengan RSI. Hanya saja dalam Stochastic perhitungan meliputi harga terendah, tertinggi dan closing price pada waktu yangditentukan.

Secara matematis Stochastic Oscillator didefinisikan sbb:


pada periode tertentu.


Recent close = harga penutupan terakhir
Lowest Low = harga terendah selama periode yang ditentukan
Highest high = harga tertinggi selama periode yang ditentukan

Sedangkan untuk %D adalah SMA dari %K itu sendiri. Secara default biasanya nilai %K adalah 14 dan %D adalah 3. Pemilihan periode %D hanya sebesar 3 periode disengaja untuk meningkatkan sensitifitas dari %D itu sendiri. Pertanyaannya apakah bisa selain nilai tersebut. Tentu saja bisa seperti indikator lainnya. Namun ada beberapa jenis Stochastic Oscillator dimana kita tidak dapat mengganti besar %D. Kita akan pelajari nanti.

Ada tiga cara yang paling populer untuk mengartikan Stochastic Oscillator.
- Beli saat Oscilator (%K atau %D) turun di bawah level tertentu (biasanya 20) dan kemudian naik diatas level ini. Jual saat Oscillator naik diatas level tertentu (biasanya 80) dan kemudian turun di bawah level ini;
- Beli saat garis %K naik diatas garis %D. Jual jika %K di bawah garis %D;
- Monitor perbedaan. Contoh: harga membentuk seri ketinggian dan Stochastic Oscillator turun melewati ketinggian sebelumnya.


Stochastic dapat juga dikatakan adalah indikator lain yang membantu kita menentukan kapan tren mungkin berakhir. Menurut definisi, suatu Stochastic adalah sebuah osilator yang mengukur overbought dan oversold kondisi di pasar. 2 baris serupa dengan garis MACD dalam arti bahwa satu baris lebih cepat dari yang lain.

Stochastic used on Charts
Pada dasarnya penggunaan stochastic oscillator tidak jauh berbeda dengan RSI. Mereka berdua sama-sama bisa memberikan perkiraan keadaan overbought atau oversold. Bedanya, stochastic oscillator memiliki dua buah garis yang disebut dengan %K (biasa disebut slow stochastic) dan %D (biasa disebut fast stochastic).
Kita lihat bahwa garis %K dan %D selalu bergerak bolak-balik di antara level 80 dan 20 (garis horizontal putus-putus). Area di atas 80 disebut area overbought, sementara yang di bawah 20 disebut area oversold.

Sinyal sell diberikan stochastic ketika garis %K memotong garis %D di area overbought. Sedangkan sinyal buy diberikan ketika garis %K memotong garis %D di area oversold.


Sama halnya seperti RSI, kelemahan stochastic adalah ketika saat trending ia tak bisa memberikan sinyal yang akurat. Maka dari itu kombinasi dengan MA juga sering menjadi solusinya.

Calculasi Kesimpulannya:

Stochastic Oscillator memiliki empat variabel:
- Periode %K. Jumlah periode waktu yang digunakan dalam kalkulai stochastic;
- Periode perlambatan %K. Jumlah periode waktu yang digunakan saat menghitung rata-rata pergerakkan %K;
- Metode %D. Metode (contohnya: Exponential, Simple, Smoothed, or Weighted) yang digunakan untuk menghitung %D>

Rumus untuk %K adalah:
%K = (CLOSE-LOW(%K))/(HIGH(%K)-LOW(%K))*100
Where:
CLOSE - harga penutupan hari ini;
LOW(%K) - kerendahan terrendah dalam periode %K;
HIGH(%K) - ketinggian tertinggi dalam periode %K.
Rata-rata pergerakkan %D dihitung menurut rumus:
%D = SMA(%K, N)
Dimana:
N - adalah periode smoothing;
SMA - adalah rata-rata pergerakkan sederhana.

Cara Menggunakan Stochastic


Seperti yang kami katakan sebelumnya, Stochastic memberitahu kita ketika pasar sedang overbought atau oversold. Stochastic ada skala dari 0 hingga 100.

Ketika garis Stochastic di atas 80 (garis titik-titik merah pada grafik di atas), maka itu berarti pasar overbought. Ketika garis Stochastic di bawah 20 (garis titik-titik biru), maka itu berarti bahwa pasar oversold.

Sebagai aturan praktis, kita beli ketika pasar sedang oversold, dan kita menjual ketika pasar sedang overbought.

Stochastic overbought

Melihat grafik di atas, Anda dapat melihat bahwa Stochastic telah menunjukkan kondisi overbought selama beberapa waktu. Berdasarkan informasi ini, bisa anda tebak kemana harga akan pergi?

Price drops after stochastic hit overbought

Jika Anda mengatakan harga akan turun, maka Anda benar! Karena pair sedang overbought untuk suatu jangka waktu yang panjang, pembalikan pasti terjadi.

Itu adalah dasar-dasar Stochastic. Banyak trader menggunakan Stochastic dengan cara yang berbeda, namun tujuan utama dari indikator ini adalah untuk menunjukkan kepada kita di mana kondisi pasar overbought atau oversold.

Seiring waktu, Anda akan belajar untuk menggunakan Stochastic sesuai dengan gaya trading pribadi Anda sendiri.

Oke, mari kita beralih ke RSI.

Ntu dibawah masih anyar artikelnya:



0 comments:

Post a Comment

Monex