-->
Free backlink
<a href="http://www.mt5.com/id/">Portal Forex</a>

Tuesday, March 6, 2012

Forex, suatu kata yang sebenarnya merupakan singkatan dari “foreign exchange”, dalam beberapa tahun terakhir ini sudah bukan menjadi kata yang asing lagi di telinga masyarakat. Apalagi kita yang sudah melek internet, malah menjadikan internet sebagai bagian dari hari-hari kita. Jika diterjemahkan secara bebas, kira-kira artinya adalah valuta asing. Forex trading ternyata sudah cukup memasyarakat di Indonesia. Bahkan mahasiswa pun sudah banyak yang mulai ber-trading.
Dalam tulisan ini, saya akan memaparkan pelajaran apa saja yang telah saya peroleh selama trading forex sejak tahun 2005. Sekedar berbagi pengalaman, mudah-mudahan Anda bisa memetik pelajaran dari pengalaman saya. Ada lima hal saya anggap penting untuk diketahui sebagai dasar trading. Saya menyebutnya sebagai “kuda-kuda trading”. Kata teman saya yang pendekar silat, kuda-kuda itu lebih penting daripada jurus. Kuda-kuda itu dasar bagi setiap gerakan. Jurus sedahsyat apa pun akan mentah jika kuda-kuda sang pesilat lemah. Nah, istilah “kuda-kuda” itu saya adaptasi ke forex trading.
jurus trading
1. Buat aturan yang tegas
Aturan dalam hal ini kaitannya dengan modal yang kita miliki. Implementasinya adalah membuat trading plan dan money management plan. Misalnya, kita punya dana sebesar $1,000 di akun trading kita. Kita buat planning, yaitu (misalnya) setiap transaksi kita tidak boleh merugi lebih dari 5% dari modal kita. Itu artinya, kerugian maksimal per transaksi adalah sebesar $50. Lalu kita juga membuat aturan di mana target keuntungan kita (take profit) harus selalu lebih besar daripada resiko rugi. Jadi kalau resiko per transaksi sebesar $50, maka potensi keuntungan per transaksi harus lebih dari $50.
Di samping itu kita juga perlu memiliki sistem trading yang sesuai dengan gaya dan ketahanan modal kita. Ya, semakin kuat modal, akan semakin baik. Namun modal yang besar tidak ada artinya jika tidak diimbangi dengan metode trading yang baik. Apalagi modal yang pas-pasan.
2. Pertanggungjawabkan semua keputusan Anda
Ketika Anda trading, pahamilah bahwa apa yang terjadi selanjutnya adalah tanggung jawab Anda, bukan tanggung jawab orang lain. Berdasarkan pengalaman saya, tidak ada satu orang pun di jagad forex yang mau dimintai pertanggungjawaban kalau transaksi Anda mengalami kerugian. Bahkan jika orang itu berlabel “best trading consultant of the world” sekalipun, pasti dia “menyediakan” disclaimer dalam setiap analisis yang dia buat. Salah satu kalimat wajib dalam disclaimer biasanya adalah  “Informasi kami berikan berdasarkan sumber-sumber yang kami anggap bisa diandalkan. Namun, kami tidak menjamin keakuratan atau kelengkapannya. Kami juga tidak bertanggung jawab atas segala kerugian, baik langsung ataupun tidak langsung yang timbul dari penggunaan informasi ini.”
Hal ini wajar, mengingat tidak ada satu orang pun yang bisa tahu persis apakah gerangan yang akan terjadi secara pasti bahkan untuk lima menit ke depan. Tidak mengapa saja jika Anda meminta pertimbangan atau referensi atau rujukan dari trader lain yang Anda anggap kompeten. Namun perlu diingat bahwa yang bertanggung jawab atas dana Anda, ya Anda sendiri.
Bagi Anda yang menggunakan jasa trader atau istilah lainnya adalah “financial consultant” dari perusahaan broker tertentu untuk trading, pastikan bahwa informasi yang Anda peroleh selengkap mungkin. Janganlah menjadi investor yang malas. Cari informasi di sebanyak-banyaknya di internet, lalu bicarakan dengan trader Anda. Kalau perlu, uji kompetensinya dengan “mencoba” kemampuan analisisnya sebelum benar-benar trading. Namun jangan pernah membiarkan trader Anda mengambil keputusan untuk Anda. Ingat: uang Anda yang ada di sana, bukan uang orang lain.
3. Cut loss, cut loss, cut loss!
“Apa? Cut loss? Buang rugi? Enak aja situ ngomong!” Mungkin itu reaksi pertama orang ketika mendengar saran ini.
Seorang trader terkenal, Ed Seykota (silakan Anda Googling namanya), pernah berkata: “The elements of good trading are cutting losses, cutting losses, and cutting losses”.
Saya sempat berfikir mengapa Ed Seykota mengucapkan “cut losses” sampai tiga kali, bukannya “take profits”? Saya pun sampai pada pemikiran sederhana: karena pada umumnya orang lebih mudah menutup transaksi yang sedang untung sedikit daripada yang rugi besar. Celakanya, sulit sekali menutup transaksi yang sedang rugi meskipun kerugiannya sudah membengkak. Ini erat kaitannya dengan psikologi manusia. Padahal, sekali lagi saya katakan: tidak ada satu orang pun yang bisa tahu persis apakah gerangan yang akan terjadi secara pasti. Pengalaman saya menunjukkan bahwa banyak sekali investor/trader yang rugi sampai dananya habis hanya karena tidak cukup “ksatria” untuk mengakui bahwa prediksinya salah. Ada juga yang berharap dan berharap harga akan segera berubah ke arah yang diinginkannya. Pikirannya dikuasai oleh emosi. Tipe-tipe trader yang seperti itu yang hampir 100% saya temukan berakhir dengan kegagalan (memang ada yang survive, tapi dana yang dikeluarkan pada akhirnya banyak sekali, tidak sebanding dengan hasilnya!). Ketika kerugian mereka sudah menggunung, baru keluar kalimat, “Ah… seandainya tadi dibuang, tentu ruginya tak akan sebesar ini….” Ah, penyesalan memang sering datang terlambat.
4.       Disiplin, berani dan setia
Waktu saya aktif di Pramuka dulu, kalimat ini sangat akrab di telinga saya. Kalimat ini adalah darma ke-8 dari Dasadarma Pramuka. Ternyata, kalimat ini sangat diperlukan dalam trading.
Kita harus disiplin pada trading plan dan money management plan yang kita buat. Ketika tiba saatnya untuk cut loss, maka lakukanlah. Demikian juga ketika harga sampai pada target profit kita, maka ambillah. Masalah nanti harga berbalik arah setelah cut loss atau berlanjut setelah profit kita ambil, itu masalah lain. Bukankah tidak ada yang tahu persis ke mana harga akan bergerak?
Kemudian, kita juga harus berani menghadapi resiko. Ketika sistem trading kita mengatakan “OK, saatnya entry”, maka eksekusilah transaksi Anda tanpa ada keraguan sedikit pun. Toh kita sudah membatasi resiko, sehingga kita tahu persis akan sebesar apa kerugian yang akan kita derita.
Lalu kita juga harus setia pada trading plan dan sistem trading kita itu. Eksekusi transaksi dan keluar dari pasar hanya karena sudah ada sinyal dari sistem trading kita, tentunya juga harus sesuai dengan trading plan kita (jumlah lot, batasan resiko dan target profit).
5.       Evaluasi
Evaluasi dan review ini sebaiknya dilakukan dengan rutin dan berkala, misalnya sekali dalam sebulan. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai hasil trading kita. Kalau hasil trading kita buruk, kita cari tahu di mana letak kesalahannya untuk dicarikan solusi yang lebih baik. Jika hasil trading kita bagus, kita review agar kita benar-benar tahu mengapa kita bisa memperoleh keuntungan, agar kita bisa mengulangi kesuksesan yang sama di masa mendatang.
Mudah-mudahan dengan kuda-kuda yang mantap, jurus-jurus trading yang kita keluarkan pun akan semakin tepat mengenai sasarannya.

Sumber: http://www.mysmartfx.com

Ntu dibawah masih anyar artikelnya:



0 comments:

Post a Comment

Monex