Dalam trading, penerapan risk management  dibantu dengan 4 teknik risk management: cut loss, switching,  averaging, dan hedging/locking.
 1.    Cut loss
Cut loss dilakukan dengan segera menutup transaksi yang merugi dengan tujuan menghindari potensi resiko yang lebih besar. Cut Loss berarti kita menutup posisi yang merugi karena harga bergerak berlawanan
 Cut loss dilakukan dengan segera menutup transaksi yang merugi dengan tujuan menghindari potensi resiko yang lebih besar. Cut Loss berarti kita menutup posisi yang merugi karena harga bergerak berlawanan
Contoh ilustrasi berikut ini dapat membantu Anda untuk memahaminya:
  Misalnya  kita memprediksi harga akan turun, dan kita melakukan Sell sebanyak 1  lot di level 1.50200. Ternyata harga malah bergerak naik hingga ke level  1.50500, sehingga kita mengalami kerugian sebesar -300 pips. Karena  kita tidak mau menghadapi resiko kerugian yang lebih besar, maka di  level 1.50500 posisi Sell tadi kita tutup, dengan konsekuensi kita  mengalami kerugian sebesar -300 pips.
Misalnya  kita memprediksi harga akan turun, dan kita melakukan Sell sebanyak 1  lot di level 1.50200. Ternyata harga malah bergerak naik hingga ke level  1.50500, sehingga kita mengalami kerugian sebesar -300 pips. Karena  kita tidak mau menghadapi resiko kerugian yang lebih besar, maka di  level 1.50500 posisi Sell tadi kita tutup, dengan konsekuensi kita  mengalami kerugian sebesar -300 pips.CONTOH KASUS LAIN
 Mr. X memperkirakan harga akan NAIK dari 1.2000 ke 1.3000 
Jadi apa yang harus dia lakukan?
  Tindakan ini mengakibatkan kerugian sebesar 300 point.
 Lakukan CUT LOSS apabila setelah analisa ulang, harga akan bergerak terus menerus melawan posisi anda
 Kalau ternyata keputusan anda dalam melakukan CUT LOSS BENAR,  berarti anda sudah mencegah diri dari kerugian yang lebih besar
  Kalau ternyata keputusan anda dalam melakukan CUT LOSS SALAH, berarti    anda sudah mencegah diri dalam hal mengurangi kerugian saat ini (atau    bahkan mencapai profit). Ini berarti harga akan bergerak ke arah    ekspektasi awal Anda.2.    Switching
SWITCHING penting dilakukan guna menghindari kesalahan posisi forex yang berujung fatal. Saat kita memperkirakan harga akan naik, tapi kenyataannya harga terus turun dan turun. Bila demikian, mengapa kita terus bertahan pada keyakinan yang salah? Switching merupakan suatu cara untuk melakukan pergantian arah secara cepat dengan cara menutup posisi kita (cut loss) yang sedang merugi karena ternyata harga bergerak berlawanan dengan prediksi yang kita lakukan. Pada saat itu kita membuka posisi baru dengan mengikuti harga yang bergerak berlawanan tersebut dan berharap akan mendapatkan keuntungan pada posisi yang kedua lebih besar dari posisi sebelumnya yang sudah merugi karena kita cut loss.
Tujuannya untuk membuang posisi yang mengalami kerugian agar tidak semakin besar lalu meng-cover-nya dengan cara membuka transaksi baru yang berlawanan dengan transaksi awal. Biasanya dilakukan untuk kondisi di saat pergerakan harga relatif kencang.
 
 
 
 
 
 
 SWITCHING penting dilakukan guna menghindari kesalahan posisi forex yang berujung fatal. Saat kita memperkirakan harga akan naik, tapi kenyataannya harga terus turun dan turun. Bila demikian, mengapa kita terus bertahan pada keyakinan yang salah? Switching merupakan suatu cara untuk melakukan pergantian arah secara cepat dengan cara menutup posisi kita (cut loss) yang sedang merugi karena ternyata harga bergerak berlawanan dengan prediksi yang kita lakukan. Pada saat itu kita membuka posisi baru dengan mengikuti harga yang bergerak berlawanan tersebut dan berharap akan mendapatkan keuntungan pada posisi yang kedua lebih besar dari posisi sebelumnya yang sudah merugi karena kita cut loss.
Tujuannya untuk membuang posisi yang mengalami kerugian agar tidak semakin besar lalu meng-cover-nya dengan cara membuka transaksi baru yang berlawanan dengan transaksi awal. Biasanya dilakukan untuk kondisi di saat pergerakan harga relatif kencang.
Ya,  masalahnya adalah  sejauh mana kita meyakini bahwa posisi kita  salah.  Ini juga bukan hal  remeh. Perlu pengetahuan dan seperangkat  analisis  untuk bisa sampai pada  kesimpulan bahwa kita memang salah, dan  harus  segera diubah.
 Tentu  istilah “jangan melawan harga pasar” harus lebih diutamakan   daripada  bersikap egois dan menyatakan harga akan kembali lagi.   Switching  semata-mata bersifat personal. Semua berdasarkan analisis   personal di  mana hanya kita yang bisa meyakini. Trend adalah sahabat   anda.  Meyakini trend berarti menghilangkan egoisme.
 Kerugian   pada posisi salah yang pertama perlu segera ditutup dan  kita segera   mengambil langkah lain untuk mengambil keuntungan. Lalu,  bagaimana  kalau  analisis kedua kita ternyata salah? Dan harga memang  benar-benar  sesuai  prediksi pertama? Apakah kita harus melakukan  switching ulang?
 Semua  keputusan memang terserah Anda. Tapi baik bila memperhatikan  hal  ini:  bila berturut-turut kita melakukan analisis yang salah, tutup  chart   Anda dan refreshing melakukan penyegaran, evaluasi mengapa kok  selalu   terjadi kesalahan.
 Untuk itu, ada baiknya juga memperhatikan ungkapan William O’Neil ini:
 “Kebanyakan  investor yang tidak punya skill, keras kepala menahan   kerugiannya  ketika kerugiannya masih kecil. Mereka beralasan akan bisa   keluar  dengan keuntungan yang minimal. Mereka tetap menunggu dan   menunggu dan  berharap sampai kerugiannya menjadi keuntungan. Namun   disayangkan  biaya yang dikeluarkan juga cukup besar.”
 Maka stop loss sangat berguna di sini untuk membatasi diri dan memperbaiki disiplin trading kita.
 Kesimpulan
 Switching adalah  melakukan pergantian arah dengan  menutup posisi kita  (cut loss) yang  sedang merugi karena harga bergerak  berlawanan dengan  prediksi kita  kemudian membuka posisi baru mengikuti  harga yang bergerak  berlawanan  tersebut dengan harapan, keuntungan  posisi yang kedua akan  lebih besar  dari posisi pertama yang sudah Cut  Loss.
Contoh ilustrasinya seperti berikut:
 Misalnya  kita membuka posisi Sell pada level 1.50200, dan harga malah bergerak  naik. Sampai di level 1.50500, posisi kita sudah mengalami kerugian  sebesar -300 pips. Jika kita menganggap bahwa pergerakan harga masih  akan naik, maka pada level 1.50500 kita menutup posisi Sell kita tadi.  Pada saat yang bersamaan, kita juga membuka posisi Buy di level 1.50500.
Misalnya  kita membuka posisi Sell pada level 1.50200, dan harga malah bergerak  naik. Sampai di level 1.50500, posisi kita sudah mengalami kerugian  sebesar -300 pips. Jika kita menganggap bahwa pergerakan harga masih  akan naik, maka pada level 1.50500 kita menutup posisi Sell kita tadi.  Pada saat yang bersamaan, kita juga membuka posisi Buy di level 1.50500.
  Misalnya  kita membuka posisi Sell pada level 1.50200, dan harga malah bergerak  naik. Sampai di level 1.50500, posisi kita sudah mengalami kerugian  sebesar -300 pips. Jika kita menganggap bahwa pergerakan harga masih  akan naik, maka pada level 1.50500 kita menutup posisi Sell kita tadi.  Pada saat yang bersamaan, kita juga membuka posisi Buy di level 1.50500.
Misalnya  kita membuka posisi Sell pada level 1.50200, dan harga malah bergerak  naik. Sampai di level 1.50500, posisi kita sudah mengalami kerugian  sebesar -300 pips. Jika kita menganggap bahwa pergerakan harga masih  akan naik, maka pada level 1.50500 kita menutup posisi Sell kita tadi.  Pada saat yang bersamaan, kita juga membuka posisi Buy di level 1.50500.Jika ternyata harga benar-benar terus  naik hingga ke level 1.50800, maka posisi Buy kita tadi akan mendapatkan  keuntungan sebesar +300 pips. Artinya, kerugian -300 pips akibat posisi  Sell tadi telah tertutupi.
 Switching baru boleh kita lakukan  apabila kita benar-benar yakin bahwa harga akan meneruskan arah  pergerakannya. Sebab, dengan melakukan switching berarti kita membuka  posisi baru yang tentu memiliki potensi rugi juga, apabila ternyata  harga berbalik arah lagi. Di sini diperlukan kematangan analisis dan  tingkat kesiapan mental seorang trader.
 
 
 CONTOH KASUS LAIN Mr. X memperkirakan harga akan NAIK dari 1.2000 ke 1.3000
 Jadi  untuk mendapat keuntungan dia memutuskan membeli (Buy) sekarang  di   harga 1.2000 dengan harapan harga akan naik sehingga dia bisa  menjual   dengan harga yang lebih tinggi / mahal dan mendapat selisih  Keuntungan.
 Tapi ternyata bukannya naik harganya, malah sebaliknya TURUN ke 1.1700!
 Dan  setelah analisa ulang, Mr. X berkesimpulan perkiraannya bahwa  harga   akan naik ternyata SALAH, harga menurut Mr. X bukannya akan naik  ke   1.3000 tapi akan turun ke 1.1000.
 Jadi apa yang harus dia lakukan ?
 Daripada  melawan harga pasar dan menderita kerugian dan lagipula  harga  akan  turun lebih jauh dari sekarang, Dia memutuskan ........
 Menutup  posisi Buy nya yang sekarang merugi (Buy 1.2000, close di   1.1700) dan  kemudian membuka posisi baru Sell di 1.1700 (dengan harapan   harga  akan turun ke 1.1000).
 Dan  ternyata harga terus turun ke  1.1000 sehingga dia mengalami   keuntungan 700 point (1.1700 - 1.1000)  yang lebih besar dari kerugian   yang pada posisi pertama yang ditutup  sebelumnya sebesar -300 point   (1.1700 - 1.2000).
 Kemudian dia menutup posisi Sell tersebut dan menerima keuntungan sebesar 700 - 300 = 400 point.
 TIPS UNTUK ANDA:
 -  Lakukan SWITCHING dengan membuka posisi kedua yang berlawanan  dengan   posisi pertama hanya bila prediksi keuntungan melebihi nilai  kerugian   posisi pertama yang akan ditutup.
 -  Kalau ternyata harga berubah  ternyata sesuai dengan prediksi  pertama,  maka anda akan menderita  kerugian 2 kali, yaitu posisi pertama  dan  posisi kedua juga
3.    AveragingAveraging  (atau ‘cost-averaging’) merupakan bentuk manajemen resiko yang cukup  ekstrim, karena pada dasarnya teknik ini “melawan” arah pergerakan  harga. Teknik ini hanya boleh digunakan bagi para trader yang memiliki  mental “baja” dan juga harus memiliki dana yang cukup besar.
JADI Averaging yaitu suatu teknik trading yang memanfaatkan rata-rata harga. Contoh : Buy di harga 100 kemudian ketika pasar turun di harga 80 maka kita order Buy lagi , ketika turun di harga 60 maka Buy lagi dan seterusnya, sehingga bisa mendapatkan harga yang lebih bagus, tetapi teknik ini adalah melawan trend dan juga membutuhkan modal yang besar juga.
 JADI Averaging yaitu suatu teknik trading yang memanfaatkan rata-rata harga. Contoh : Buy di harga 100 kemudian ketika pasar turun di harga 80 maka kita order Buy lagi , ketika turun di harga 60 maka Buy lagi dan seterusnya, sehingga bisa mendapatkan harga yang lebih bagus, tetapi teknik ini adalah melawan trend dan juga membutuhkan modal yang besar juga.
Contoh ilustrasi singkatnya adalah seperti berikut:
 
Andaikan kita melakukan Sell 1 lot di  level 1.50000. Ketika harga bergerak naik hingga ke level 1.50500, kita  bukannya menutup posisi yang rugi tadi, namun kita menambahkan lagi satu  posisi Sell sebanyak 1 lot. Pada level ini, kerugian kita sudah  mencapai -500 pips.
 Ternyata, harga naik lagi hingga ke  level 1.51000. Pada level ini, total kerugian kita sudah menjadi -1500  pips. Kerugian kita baru akan tertutup jika harga turun lagi sampai ke  level 1.50500. Jika di level ini kita tutup semua posisi sell kita, maka  kerugian kita akan menjadi nol.
 Jika harga turun lagi sampai ke level 1.50000, barulah kita akan mendapatkan keuntungan sebesar +1500 pips.
 Teknik ini hanya bagus jika kita gunakan  dalam keadaan pasar yang sideway, karena peluang untuk harga kembali  lagi ke posisi awal kita lebih besar.
Contoh Lain:
Contoh : Seorang trader open Buy EUR/USD 1 lot pada harga 2.0100, tetapi harga bergerak turun ke level 2.0000 sehingga mengalami floating loss -100 point. Trader tersebut dapat melakukan averaging dengan cara membuka posisi Buy EUR/USD 1 lot pada harga 2.0000 saat itu juga. Hal ini berarti ada 2 open posisi. Posisi pertama floating loss -100 point. Posisi kedua 0 point. (asumsi tanpa memperhitungkan spread). Bila kemudian harga bergerak naik menuju 2.0050 maka posisi pertama floating loss -50 point, posisi kedua profit 50 point. Secara total kedua posisi tersebut impas (BEP). Ketika harga bergerak naik di atas level 2.0050. Maka berarti trader tersebut telah profit.
 Contoh Lain:
Contoh : Seorang trader open Buy EUR/USD 1 lot pada harga 2.0100, tetapi harga bergerak turun ke level 2.0000 sehingga mengalami floating loss -100 point. Trader tersebut dapat melakukan averaging dengan cara membuka posisi Buy EUR/USD 1 lot pada harga 2.0000 saat itu juga. Hal ini berarti ada 2 open posisi. Posisi pertama floating loss -100 point. Posisi kedua 0 point. (asumsi tanpa memperhitungkan spread). Bila kemudian harga bergerak naik menuju 2.0050 maka posisi pertama floating loss -50 point, posisi kedua profit 50 point. Secara total kedua posisi tersebut impas (BEP). Ketika harga bergerak naik di atas level 2.0050. Maka berarti trader tersebut telah profit.
4.    HedgingAda  juga yang menyebutnya “locking”. Sebenarnya, teknik ini adalah teknik  yang aneh, karena si trader yang mengalami kerugian sebenarnya tidak  bisa melakukan apapun terhadap kerugian yang sudah dideritanya.  teknik trading  ini dapat menjadi  “senjata  makan tuan” atau gali  lubang tutup lubang  bila salah  penerapannya
 Anda tidak dianjurkan melakukan hal ini.  Satu-satunya alasan teknik ini dijelaskan di sini adalah agar Anda tahu  bahwa ada beberapa trader yang menggunakan teknik ini.
Hedging bisa dikatakan juga adalah suatu keadaan dimana kita membuka 2 posisi berlawanan dengan mata uang dan jumlah lot yang sama. Seringkali hedging dipergunakan jika harga berbalik arah dan trader tak ingin kerugian bertambah besar tanpa cut loss (menutup posisi tersebut meskipun rugi). Pada umumnya, mereka menggunakan teknik ini tanpa stop loss. Istilah lain dari hedging adalah locking.
Contoh : Seorang trader open Buy EUR/USD 1 lot lalu harga bergerak tak sesuai harapan (turun) dan posisi masih floating loss (rugi mengambang) 20 point, trader tersebut dapat melakukan open Sell EUR/USD 1 lot pada mata uang yang sama sehingga kerugian tersebut dilock hanya 20 point. Meskipun harga bergerak ke arah manapun, floating loss tetap 20 point
 Hedging bisa dikatakan juga adalah suatu keadaan dimana kita membuka 2 posisi berlawanan dengan mata uang dan jumlah lot yang sama. Seringkali hedging dipergunakan jika harga berbalik arah dan trader tak ingin kerugian bertambah besar tanpa cut loss (menutup posisi tersebut meskipun rugi). Pada umumnya, mereka menggunakan teknik ini tanpa stop loss. Istilah lain dari hedging adalah locking.
Contoh : Seorang trader open Buy EUR/USD 1 lot lalu harga bergerak tak sesuai harapan (turun) dan posisi masih floating loss (rugi mengambang) 20 point, trader tersebut dapat melakukan open Sell EUR/USD 1 lot pada mata uang yang sama sehingga kerugian tersebut dilock hanya 20 point. Meskipun harga bergerak ke arah manapun, floating loss tetap 20 point
Berikut salah satu contoh dan ilustrasi lainnya:
 
Ketika seorang trader melakukan sell 1  lot di level 1.50000, ia akan mengalami kerugian sebesar -500 pips jika  harga naik ke level 1.50500. (Ingat ya, dia sudah rugi lho!)
 Namun ia tidak mau “membuang” posisi  yang sudah rugi itu. Dia justru melakukan Buy 1 Lot di harga 1.50500.  Nah, pada saat inilah si trader tersebut “mengunci” kerugiannya sebesar  -500 pips. Artinya, ke manapun harga bergerak nantinya, kerugian yang  dideritanya hanya sebesar “kuncian” itu.
 Apapun itu, yang jelas trader tersebut  sudah menderita kerugian. Tidak ada bedanya dengan melakukan cut loss,  hanya saja belum ada posisi yang ditutup.
 Ketika harga naik ke 1.51000, trader  tersebut menutup posisi Buy yang dilakukannya di harga 1.50500 tadi.  Meskipun posisi Buy ini mendapatkan keuntungan +500 pips, tapi jangan  lupakan posisi Sell yang masih tertinggal di bawah (yang saat ini  kerugiannya sebesar -1000 pips!). Maka dari itu, trader kita ini masih  menderita kerugian sebesar -500 pips.
 Kerugian trader tersebut baru akan  tertutup jika harga bergerak turun ke level 1.50500, jika di harga ini  dia menutup posisi Sell yang pertama kali dilakukannya (di harga  1.50000). Keuntungan sebesar +500 pips baru akan didapatkan kalau harga  turun hingga ke level 1.50000.
 Inilah “pembenaran” yang sering  dijadikan alasan bagi para pelaku locking. Padahal kalau mau diteliti  lagi, kejadian di atas tidak ada bedanya dengan melakukan cut loss di  harga 1.50500, lalu melakukan Sell lagi di harga 1.51000. Coba saja  hitung-hitung!
 Dalam menentukan level entry  (buy atau sell) dan level cut loss, switching, dan sebagainya, kita  bisa memadukannya dengan analisis teknikal yang kita ketahui  
5. Teknik CROSS HEDGING
CROSS HEDGING berarti kita membuka dua posisi yang berlawanan terhadap pasangan mata uang yang berbeda akan tetapi masih serumpun. Maksud serumpun di sini adalah trend pergerakan dari kedua pasangan mata uang cenderung sama seperti: GBP/USD dengan EUR/USD ; AUD/USD dengan NZD/USD.
5. Teknik CROSS HEDGING
CROSS HEDGING berarti kita membuka dua posisi yang berlawanan terhadap pasangan mata uang yang berbeda akan tetapi masih serumpun. Maksud serumpun di sini adalah trend pergerakan dari kedua pasangan mata uang cenderung sama seperti: GBP/USD dengan EUR/USD ; AUD/USD dengan NZD/USD.
Contoh Kasus
Mr.X memprediksi harga GBP/USD akan naik maka dia membuka posisi Buy dengan harapan harga akan naik.
Oops, ternyata harga turun .......
Mr. X kembali menganalisa dan kesimpulannya: USD memang menguat tapi akan melemah kembali (Harga GBP/USD memang akan turun tapi akan naik kembali)
Dia memutuskan .......
1. Menahan posisi Buy GBP/USDnya (tidak ditutup) 2. Membuka posisi baru Sell EUR/USD (supaya mendapatkan keuntungan saat EUR/USD turun)
Nah perhatikan apa yang terjadi
Misalnya dia membeli 1 lot GBP/USD saat harga 1.9930 dan saat ini harga nya 1.9927, sehingga kerugian 3 point (1.9927 - 1.9930)
Kemudian saat itu juga dia membuka posisi Sell 1 lot EUR/USD saat harga 1.5888.
Mr.X memprediksi harga GBP/USD akan naik maka dia membuka posisi Buy dengan harapan harga akan naik.
Oops, ternyata harga turun .......
Mr. X kembali menganalisa dan kesimpulannya: USD memang menguat tapi akan melemah kembali (Harga GBP/USD memang akan turun tapi akan naik kembali)
Dia memutuskan .......
1. Menahan posisi Buy GBP/USDnya (tidak ditutup) 2. Membuka posisi baru Sell EUR/USD (supaya mendapatkan keuntungan saat EUR/USD turun)
Nah perhatikan apa yang terjadi
Misalnya dia membeli 1 lot GBP/USD saat harga 1.9930 dan saat ini harga nya 1.9927, sehingga kerugian 3 point (1.9927 - 1.9930)
Kemudian saat itu juga dia membuka posisi Sell 1 lot EUR/USD saat harga 1.5888.
Nah perhatikan kalau harga GBP/USD bergerak ke 1.9925 dan harga EUR/USD bergerak ke 1.5900
1. Posisi Buy GBP/USD: 1.9925 - 1.9930 = -5 point (rugi)
2. Posisi Sell EUR/USD: 1.5900 - 1.5888 = 2 point (laba) 3. TOTAL Rugi Laba: -5 + 2 = -3point
1. Posisi Buy GBP/USD: 1.9925 - 1.9930 = -5 point (rugi)
2. Posisi Sell EUR/USD: 1.5900 - 1.5888 = 2 point (laba) 3. TOTAL Rugi Laba: -5 + 2 = -3point
Bagaimana kalau harga GBP/USD bergerak ke 1.9934 dan harga EUR/USD bergerak ke 1.5881
1. Posisi Buy GBP/USD: 1.9934 - 1.9930 = 4 point (laba)
2. Posisi Sell EUR/USD: 1.5881 - 1.5888 = -7 point (rugi) 3. TOTAL Rugi Laba: 4 + (-7) = -3point
 
1. Posisi Buy GBP/USD: 1.9934 - 1.9930 = 4 point (laba)
2. Posisi Sell EUR/USD: 1.5881 - 1.5888 = -7 point (rugi) 3. TOTAL Rugi Laba: 4 + (-7) = -3point
Kesimpulannya: karena arah GBP/USD dan EUR/USD cenderung sama, maka total rugi laba juga akan cenderung berada di -3 point.
 
 Kita lanjutkan ke kisah kita kembali nah kemudian harga EUR/USD     bergerak ke 1.5880 maka Mr. X segera menutup posisi Sell EUR/USDnya yang     dibuka dengan harga 1.5888 sehingga ia profit 8 point
 
Dan setelah beberapa saat
Sesuai dengan prediksi Mr. X harga GBP/USD kembali naik sampai 1.9936, maka dia menutup posisi Buynya yang dibuka pada harga 1.9930 sehingga ia profit 6 point.
Tips untuk Anda:
1. Cross hedging dapat digunakan untuk menganalisa dan menghasilkan profit seperti contoh kasus di atas
2. Pergerakan pasangan mata uang yang serumpun tidak selalu searah. Terkadang GBP/USD bergerak naik, namun EUR/USD bergerak turun. Hal ini mungkin terjadi apabila mata uang GBP yang mengalami penguatan dan EUR mengalami penurunan.
3. Pergerakan pasangan mata uang yang serumpun tidak selalu identik. Artinya apabila GPB/USD menguat 5 point, tidak berarti bahwa EUR/USD juga pasti menguat sebanyak 5 point.
Kelemahan Cross hedging:
1. Mata uang yang serumpun tidak selalu searah.
2. Kalaupun searah tidak identik. Berikut ini contohnya, misalkan hari ini GBP/USD menguat sebesar 100 poin, EUR/USD juga menguat, tetapi hanya 50 poin. Artinya keduanya sama-sama menguat tapi tidak identik sama (100 poin).
Sesuai dengan prediksi Mr. X harga GBP/USD kembali naik sampai 1.9936, maka dia menutup posisi Buynya yang dibuka pada harga 1.9930 sehingga ia profit 6 point.
Tips untuk Anda:
1. Cross hedging dapat digunakan untuk menganalisa dan menghasilkan profit seperti contoh kasus di atas
2. Pergerakan pasangan mata uang yang serumpun tidak selalu searah. Terkadang GBP/USD bergerak naik, namun EUR/USD bergerak turun. Hal ini mungkin terjadi apabila mata uang GBP yang mengalami penguatan dan EUR mengalami penurunan.
3. Pergerakan pasangan mata uang yang serumpun tidak selalu identik. Artinya apabila GPB/USD menguat 5 point, tidak berarti bahwa EUR/USD juga pasti menguat sebanyak 5 point.
Kelemahan Cross hedging:
1. Mata uang yang serumpun tidak selalu searah.
2. Kalaupun searah tidak identik. Berikut ini contohnya, misalkan hari ini GBP/USD menguat sebesar 100 poin, EUR/USD juga menguat, tetapi hanya 50 poin. Artinya keduanya sama-sama menguat tapi tidak identik sama (100 poin).
6. CARA UNIK DG CARA TRAILING STOPS
Yaitu suatu fungsi yang mana dapat melindungi prifit anda  apabila   mencapai titik tertentu, dengan cara menaikkan Stop Lossnya  otomatis   secara bertahap. Set Trailing Stops di 15 point, berarti  apabila profit   anda telah melebihi 15 point (yaitu 16 point) maka  fungsi TS ini akan   dapat aktif. Untuk menggunakan TS ini, computer anda  harus dalam  keadaan  ON dan juga harus ONLINE, karena fungsi TS ini  berjalan di  computer  anda dan BUKAN di server BROKER, tetapi jika  computer anda  OFF lalu ON  lagi maka fungsi TS akan tetap berjalan  kembali  melanjutkan yang  sebelumnya (apabila masih memungkinkan).
CONTOH :
Anda SET Trailing Stops di angka 20 point, dan anda order BUY market di harga 1.3000, bila kemudian harga naik ke 1.3021 maka TS akan akatif dengan cara mengeset Stop Lossnya (SL) otomatis di harga 1.3001 (melindungi profit anda dengan jarak 20 pips, yaitu 1.3021 – 20 + 1 pips profit). Dan apabila kemudian harga naik ke 1.3030 maka SL anda akan otomatis ikut dinaikkan di 1.3010, dan apabila dari 1.3030 tersebut turun ke 1.3015, maka SL anda akan tetap di 1.3010 dan tidak akan turun. Karena untuk melindungi profit anda yang telah dikunci oleh fungsi TS tersebut, yaitu dengan mengatur SL-nya secara otomatis. Sehingga dengan TS ini juga bisa untuk mendapatkan profit secara maksimal serta tidak akan kawatir profit anda akan berbalik menjadi Loss. Penggunaan TS ini harus anda pertimbangkan dengan keadaan pasar juga, karena TS baru bisa aktif setelah menyentuh titik profit dari setting TS kita.
CONTOH :
Anda SET Trailing Stops di angka 20 point, dan anda order BUY market di harga 1.3000, bila kemudian harga naik ke 1.3021 maka TS akan akatif dengan cara mengeset Stop Lossnya (SL) otomatis di harga 1.3001 (melindungi profit anda dengan jarak 20 pips, yaitu 1.3021 – 20 + 1 pips profit). Dan apabila kemudian harga naik ke 1.3030 maka SL anda akan otomatis ikut dinaikkan di 1.3010, dan apabila dari 1.3030 tersebut turun ke 1.3015, maka SL anda akan tetap di 1.3010 dan tidak akan turun. Karena untuk melindungi profit anda yang telah dikunci oleh fungsi TS tersebut, yaitu dengan mengatur SL-nya secara otomatis. Sehingga dengan TS ini juga bisa untuk mendapatkan profit secara maksimal serta tidak akan kawatir profit anda akan berbalik menjadi Loss. Penggunaan TS ini harus anda pertimbangkan dengan keadaan pasar juga, karena TS baru bisa aktif setelah menyentuh titik profit dari setting TS kita.
Tehnik lain yang biasa dikenal yaitu:
 
- Teknik trading dengan analisa Teknikal ataupun Fundamental , yaitu suatu teknik trading forex yang terlebih dahulu menganalisa indikator, chart, grafik dan berita-berita yang terjadi di pasar.
- Teknik trading Ngawur atau Gambling , yaitu suatu teknik trading yang tanpa didasari apapun dan hanya insting belaka seperti berjudi , ini adalah yang seringkali dilakukan oleh pemula ataupun yang belum paham betul di forex.
- Teknik trading dengan korelasi , yaitu suatu teknik trading yang memanfaatkan korelasi dari suatu pergerakan mata uang . Teknik ini masih kurang bagus karena tidak stabil, mengingat pergerakan mata uang tidak selalu tetap terus dengan pola yang sama.
- Teknik automatic trading (robot) , yaitu suatu teknik trading yang dimana semuanya diserahkan kepada Robot atau EA . Sukses atau tidaknya teknik ini adalah bergantung kepada Robot atau software trading otomatis tersebut.
- Teknik trading dengan pola Risk Management (manajemen resiko) , teknik ini sangat bagus dan banyak digunakan oleh para trader profesional . Dan memang risk management adalah kunci sukses dalam bertrading. Teknik ini memanfaatkan penggunaan Stop Loss dan pengaturan resiko serta keuangan.

 RSS
 RSS  Twitter
 Twitter fb
 fb
 








 

![Validate my Atom 1.0 feed [Valid Atom 1.0]](valid-atom.png)
 
 










0 comments:
Post a Comment