-->
Free backlink
<a href="http://www.mt5.com/id/">Portal Forex</a>

Friday, March 16, 2012

Kali ini kita akan membahas indikator yang dikenal dengan Oscillators, dan salah satu yang paling populer adalah Relative Strength Index (RSI).
Oscillator adalah Leading Indicator yang berfluktuasi di atas dan bawah garis pusat (center line) dan biasanya punya batas atas dan bawah yang mengindikasikan kondisi overbought dan oversold di pasar.

Relative Strength Index diperkenalkan pertama kali oleh J. Welles Wilder pada tahun 1978 pada bukunya New Concepts in Technical Trading Systems. sebagai indikator yang mencerminkan momentum harga suatu instrumen keuangan dan kapan mencapai level ekstrim ke atas (yang disebut overbought) dan bawah (yang disebut oversold) dan indikasi reversal.  Nilai dari Rsi berada pada kisaran 0-100 (itulah sebabnya mengapa digolongkan sebaga indikator oscillator. Oscillate = berkisar). RSI sendiri merupakan indikator yang membandingkan momentum harga yakni antara nilai pada saat ini terhadap daya tarik losses yang terjadi.

Secara matematis RSI dituliskan sebagai berikut:

dengan RS adalah :

RS = Relative Strength, merupakan ratio antara dua buah XMA yang dihaluskan
AG = Average price gain pada periode yang ditentukan. Diperoleh dari total gain dibagi periode yang dipakai.
AL = Average price loss pada periode yang ditentukan. Diperoleh dari total loss dibagi periode yang dipakai.

RSI adalah sebuah oscillator yang mengukur perubahan relatif antara harga penutupan tinggi dan harga penutupan rendah. Hasilnya digambarkan melalui sebuah garis yang berfluktuasi antara 0 dan 100. Lalu ada garis batas melintang yang ditempatkan di 70, yang dianggap level ekstrim atas, dan 30, yang dianggap level esktrim bawah.
Contoh indikator RSI


Overbought dan oversold
Kegunaan pertama dan populer dari RSI adalah untuk mengidentifikasi area overbought dan oversold. Dalam RSI, angka angka 100, yang menandakan kerugian nol, dan angka 0, yang menandakan keuntungan 0, namun keduanya amat jarang terjadi. Oleh karena itu,  penciptanya menempatkan angka 70 untuk mengidentifikasi kondisi overbought, dan angka 30 untuk mengidentifikasi kondisi oversold. Dengan demikian, Ketika garis RSI bergerak di atas 70, hal ini menandakan pasar sudah mencapai titik jenuh beli. Sebaliknya, ketika garis RSI bergerak di bawah 30, menandakan pasar sudah mencapai titik jenuh jual. Dengan pedoman itu, trader mencari peluang untuk beli ketika RSI di bawah 30 dan peluang untuk jual ketika RSI di atas 70. Namun, sebagaimana indikator lainnya, RSI juga perlu dikonfirmasi dengan indikator lainnya.
Contoh kondisi overbought/oversold RSI


RSI Divergence
Kegunaan kedua RSI yang dimanfaatkan trader dari RSI adalah divergence antara RSI dan instrument keuangan yang dianalisa, terutama ketika divergence ini terjadi setelah kondisi overbought atau oversold. Divergence tersebut bisa berperan sebagai tanda pergerakan mulai kehilangan momentum dan kadang terjadi sebelum reversal di pasar. Dengan demikian, trader mengamati divergence sebagai peluang untuk trading dalam reversal.
Contoh Divergence dalam RSI


RSI Crossover
Cara ketiga adalah dengan menggunakan RSI untuk mengidentifikasi perubahan bullish dan bearish di pasar dengan mengamati garis RSI ketika menembus atas atau bawah garis pusat. Meski jarang digunakan untuk trading, crossover ini biasa digunakan oleh trader sebagai konfirmasi metode lain. Seperti yang terlihat di grafik di bawah, RSI menjadi konfirmasi dari head shoulders top, pola yang pernah kita pelajari.
Contoh RSI Crossover


Sumber : http://liteforexid.com/

Ntu dibawah masih anyar artikelnya:



0 comments:

Post a Comment

Monex